Pink Coat

DSC_0291

Pink Coat

author: JSHades

All Of Junhyung POV

Aku menghitung mengangkat jari tanganku. 10 hari, ya sudah 10 hari aku disini di café milik temanku, di jam yang sama di tempat duduk yang aku usahakan sama, dengan menu yang sama, dan dengan focus lensa mataku yang masih sama.

Gadis dengan coat berwarna pink dan rambut blonde yang sangat serasi dengat manik mata abu-abu terang miliknya, yang aku lihat di hari pertama aku melihatnya di café ini, namun setelahnya dia mengenakan kaca mata hitam .

Tak jauh berbeda denganku, menu makanan yang tersaji di mejanya selalu sama seperti selama 10 hari aku melihatnya disini –cheese cake. Sesekali iya merapatkan coatnya, menyesap isi cangkirnya –yang ntah kenapa aku yakini berisi espresso, terlihat dari mimic wajahnya setelah menelan isi cangkirnya, kemudian terpaku lagi di tempat duduknya. Aku selalu menebak kemana manik mata indah itu memandang, dengan sedikit harapan dia memandangku, karena walau berbeda meja kami dapat melihat satu sama lain dengan jelas tanpa mengubah posisi. Karena dia berada di posisi jam 11 jam tanganku.

Doojon –sahabatku, selalu menghela nafas, kala aku benar benar terfokus oleh bibir merah delima milik gadis yang samapai detik ini tidak ku ketahui namaya. Dan Doojon akan selalu menjadi orang yang lebih bawel dari ibuku, dan akan menyuruhku, “Kau kan laki-laki kenapa tidak kau datangi dan ajak kenalan” benarkan? Baru saja aku membicarakannya dia sudah mengatakan kalimat yang sudah sangat ku hapal sejak 10 hari yang lalu.

“Kau terlalu berisik Doojoon-a, dia terlalu anggun, aku yakin dia bukan wanita yang mudah untuk di ajak berkenalan” jawaban yang sama juga seperti sebelumnya, kemudian aku menyeruput mochalatte ku, di ikuti dengan Doojoon yang akan menyuapkan tiramisyunya.

Aku mungkin sudah gila, aku bahkan tidak mengatahui namanya, tapi aku sampai memimpikannya. Aku melihatnya melakukan pergerakan yang cukup signifikan, dia mengeluarkan ponsel berwarna marun dari kantong coatnya, menggerakan jemarinya di atas layar, kemudia diam, dan berakhir dengan expressi yang menggemaskan –mengerucutkan bibirnya.

Aaahhh aku tidak tahan, aku bangkit dari tempat dudukku, dan berjalan ke arahnya. Aku yakin mata Doojoon saat ini mengekor pergerakanku sampai di meja, dan kemudian tersenyum dengan arti ‘itu baru laki-laki’ basi.

Aku melihatnya mendongak, saat aku berdiri tepat di hadapannya, aku yakin dia kini menatapku, karena ketika aku duduk di bangku di hadapannya, aku melihat dia ikut menurunkan wajahnya.

“Ne?…” tanyanya, sambil membuka kaca mata hitamnya.

Oh Tuhan makhluk apa yang ada di hadapanku ini? Bidadarikah?

Aku menyadarkan diriku, kemudian berdehem sesaat, untuk mengembalikan image cool yang aku yakin baru saja hilang karena terpaku kecantikannya.

“Aku Juhyung…”

Ucapku sambil menyodorkan tanganku, sebenarnya aku merasa risau dia tidak mengelurkan tanganya dan menolak perkenalanku mentah-mentah.

“Hyuna…”

ucapnya sambil tersenyum manis, dan kurasakan tangan halusnya kini ada di genggamanku.

Aku melepaskan peraduan tangan kami, duduk, dan menghela nafas perlahan, menetralkan perasaan meluap luap di bagian perutku,

“Jadi Hyuna-ssi…” aku mencoba memulai percakapan. “Aku sudah melihatmu selama 10 hari belakangan ini di sini, dengan sesuatu yang tidak berubah, umh maksudku, coatmu, pesananmu, dan posisi dudukmu, yang berubah hanya kau menggunakan kaca mata hitam di hari ke dua mu hingga saat ini, apa yang kau lakukan?”

Dia tersenyum lembut mendengar pertanyaanku, kemudian meminum lagi isi cangkirnya. Bingo aku benarkan itu adalah espresso –terlihat dari warnanya. Kemudian terkekeh pelan.

“Pertama panggil aku Hyuna, dan aku akan memanggilmu oppa, kedua jawaban dari pertanyaanmu adalah hal yang sama dengan hal yang kau lakukan kepadaku” ucapnya ringan sambil menyandarkan badannya di sofa empuk milik café itu.

“Ne…? maksudmu?” aku mengerutkan keningku.

“Aku memperhatikanmu Junhyung oppa”

Dia tertawa renyah, dan itu terdengar sangat menyejukan hatiku.

“Jadi…?”

“Kita melakukan hal yang sama” sambungnya.

~Fin~

Leave a comment